Architecture

In the Big Data Europe framework, the Big Data Integrator is an application that can be thought as a “starter kit” to start working and implementing big data pipelines in your process. It is the…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Jealous

Kali ini Kai berangkat pukul 06.40 pagi. Karena hari ini hari Senin, jadi ia memang selalu berangkat 5 menit lebih awal dari biasanya.

Kai pun memasuki kelas ’11 mipa 2’. Tak lupa ia menyapa teman-temannya. “Yow mami Terry!” Kai menyapa Terry si teman baiknya Kai.

“Udah gua bilang jangan manggil begitu! Gua bukan emak lu anjir!” Terry sering merasa kesal karena sering dipanggil ‘mami' oleh Kai. Ya mungkin akibat Terry sering mengomeli dan menasehati Kai, jadi ia dipanggil ‘mami' oleh Kai.

Bel pengumuman upacara sudah berbunyi, murid-murid pun segera turun ke lapangan untuk berbaris.

Kai penasaran dimana Name berada, ia mulai melirik ke kanan dan kiri, dan akhirnya ia menemukan dimana Name berada. Rupanya Name berada di barisan belakang, Kai mengira ia akan berada di barisan depan karena memang biasanya Name suka berada di barisan depan.

Karena Kai terlalu lama memperhatikan Name, ia sampai tak sadar kalau ternyata Name sedang memperhatikan dirinya. Sampai akhirnya pun Kai tersadar, ia pun mengalihkan pandangannya ke arah lain.

“Aduh gila! Bisa bisanya gua malah ngelamun pas ngeliatin Name! Mana dia sadar lagi. ” Teriak Kai dalam hati.

Setelah selesai upacara, rata-rata murid akan pergi ke kantin. Tak jarang, ada juga yang langsung pergi ke kelasnya. Kali ini Kai pergi ke kantin untuk membeli es jeruk kesukaannya. Ia merasa minumannya saat inj rasanya sangat manis. Saat sedang asyik meminum es jeruk, tak lama ia melihat Name sedang berbicara dengan laki-laki bertubuh tinggi dan tampan.

Kai bertanya-tanya dalam hatinya, ia penasaran siapa yang berbicara dengan Name saat ini. Entah kenapa sekarang Kai merasa es jeruknya terasa lebih asam daripada tadi. Terry pun menyadari perubahan pada raut wajah Kai yang terlihat masam.

“Kenapa deh? Cemburu yaa? Hahaha” Ucap Terry yang tak lama mendapat tamparan pelan pada pipinya.

“Apaan sih? Gajelas.” Jawab Kai dengan raut wajah yang mungkin bisa dibilang menyebalkan.

Terry hanya tertawa saat melihat raut wajah Kai yang semakin masam. Sampai akhirnya mereka berdua memutuskan untuk masuk ke kelas.

Add a comment

Related posts:

Woah to Wednesday

Sometimes writing is the only that keeps my days straight. From thoughts to therapy we stay busy. I hear the connections Owen is making and I see the progress, he is starting to use a coded language…